Populasi Pecandu Kopi Garut kini terus bertambah dan kian membanjiri warung-warung kopi setiap harinya, untuk saling berbagi esensi dan inspirasi. Kopi Arabika yang terbaik memang tumbuh di tanah dataran tinggi tropis, karena itulah Kopi khas pegunungan Pasundan kini makin digandrungi. Dikelilingi oleh pegunungan vulkanik yang memiliki kontur yang subur serta berada 1.000 meter di atas permukaan laut, perkebunan kopi di tanah Garut menyimpan potensi yang sangat luar biasa.
Kopi Arabika khas Garut ini memiliki cita rasa tersendiri yang unik, pekat dan ketika disesap, rasa asam bercampur pahit coklat berkolaborasi menjadi satu, yang sesaat kemudian berganti rasa buah yang sedikit manis dan bertahan lama. Ketika diseduh kopi Garut ini terlihat kental dan aromanya sangat harum. Karena kualitas kopinya yang sangat luar biasa, kopi ini sempat menjuarai enam predikat di ajang Specialty Coffee Association of America Expo di Atlanta, Amerika Serikat, 14-17 April 2016 lalu.
Kopi khas Garut ini masuk ke dalam jenis Java Preanger Coffee, dan rata-rata dijual dengan harga Rp 120 ribu hingga Rp 180 ribu per kilogram apabila dibeli langsung dari petani kopi di Garut. Kopi Garut ini sudah mulai diekspor juga loh, dan kini sudah memasuki pasar Amerika, Eropa, dan Australia.
Perkembangan produksi kopi Garut kini cukup meningkat di beberapa tahun belakangan ini seiring dengan bangkitnya kembali trend meminum kopi di dunia saat ini, dan dengan didukung oleh Pemerintah Provinsi setempat, kini para petani di Garut tengah mengembangkan metode berkebun kopi yang lebih efektif lagi dan tentunya mengutamakan cita rasa khas biji kopi Garut.
Terhitung dari tahun 2014 hingga tahun 2017 telah dilaksanakan program pembibitan hingga 6 juta bibit. Dari 26.000 hektar are lahan perkebunan kopi, kini perkebunan kopi Garut telah mencapai sekitar 32.000 hektar are lahan, dengan total produksi yang tercatat mencapai sekitar 17.100 ton per tahunnya.
@hijabpacker – Kita ngga bisa membeli inspirasi, tapi kita bisa membeli secangkir kopi
Leave a Reply